Milad Perang Kamang 2022


 Lima Belas Juni merupakan tanggal yang berarti bagi anak nagari Kamang, pada tahun ini terjadi perang antara anak Nagari Kamang dengan Belanda. Perang tersebut dikenal dengan berbagai nama; Perang Kamang, Perang Pajak, Pemberontakan Pajak, Perang Tahun Salapan, dan Pemberontakan Kamang. Perang ini terjadi pada tanggal 15 Juni 1908.

Pada masa beberapa tahun yang lalu diusahakan untuk mengusung salah seorang tokoh dalam Perang Kamang yakni M. Saleh Dt. Rajo Pangulu sebagai pahlawan nasional yang beriringan dengan pengusulan Haji Abdul Manan yang merupakan tokoh yang dianggap pemimpin perang dari Babukik (Kamang Mudiak). Namun tampaknya usaha tersebut masih memerlukan kesabaran.

Peringatan Perang Kamang agaknya telah menjadi ajangan tahunan bagi anak nagari, berbagai macam kegiatan diselenggarakan, terutama perlombaan. Namun pada tahun 2022 kali ini juga diselenggarakan seminar dengan pemateri ialah Tuanku Gadih Hj. Raudhah Thaib yang juga merupakan ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat.

Layaknya kegiatan serupa, dimana-mana dilakukan perayaan. Kalau difikir-fikir gemas jua, lebih seabad silam datuk-datuk kita bertaruh nyawa menegakkan yang haq, menjaga marwah anak negeri yang berujung penderitaan dan kesedihan. Kini anak cucu mereka beriang gembira dengan berbagai perlombaan.

Terkenang kesaksian Bung Hatta dalam memoar beliau:

Kenapa orang Kamang sampai berontak kepada belanda?

Karena mereka masih memelihara semangat Paderi; lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup bercermin bangkai.

Orang dahulu mati mempertahankan agar tak sejengkal tanahpun yang tergadai kepada penjajah namun anak cucunya dimasa kini sibuk memperebutkan harta dan menjual harta pusaka. Telah banyak kegaduhan dan kehancuran akibat menjual harta pusaka dan masuknya orang luar ke dalam nagari. Telah banyak nagari-nagari yang menjadi contoh, sebut sahaja Nagari Kurai dan kini nagari-nagari disekeliling Nagari Kurai.

Orang dahulu berjuang dengan semangat Islam namun orang kini mulai meragukan syari'at. Banyak anak muda yang berfikir liberal dan sekular terutama yang pulang merantau. Kalaupun ada yang tegak dengan syari'at, mereka bersikap tidak adil terhadap adat. Memandang adat di Minang ini sama dengan adat di Jawa.

Semoga pada peringatan Perang Kamang tahun ini menjadikan anak nagari Kamang menjadi lebih baik dan menjaga marwah mereka sebagai orang Minang, sebagai orang Islam.

Amin..



Komentar

Postingan Populer